Tidak diduga sebelumnya, jamur ternyata menjadi teman manusia dalam melawan pemanasan iklim. Hal tersebut terjadi di hutan cemara kering yang melingkupi wilayah Alaska, Kanada, Skandinavia, dan wilayah utara bumi yang lain, diungkapkan oleh tim peneliti Universitas California, Amerika.
Saat tanah di hutan bagian utara bumi menjadi hangat, jamur yang memakan meterial tumbuhan yang telah mati mengering dan menghasilkan sedikit gas karbon dioksida (CO2) penyebab pemanasan iklim, lebih sedikit dibandingkan jamur di tanah yang lebih dingin dan basah. Hal tersebut mengejutkan para ilmuan yang menganggap tanah lebih hangat menyebabkan jamur menghasilkan lebih banyak karbon dioksida, karena suhu dingin yang ekstrem dipercaya memperlambat proses pengubahan karbon di dalam tanah menjadi CO2 oleh jamur.
Pengetahuan tentang siklus karbon sangat penting untuk memprediksi secara tepat pemanasan iklim global, yang membimbing kebijakan publik untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Apalagi hutan bagian utara bumi yang tanahnya mengandung karbon lebih kurang 30% dari seluruh karbon tanah di bumi.
0 komentar:
Posting Komentar